Mengenal Proses Pembuatan Tahu, dari Awal hingga Siap Edar
Merdeka.com - Siapa yang tak mengenal tahu? Setiap masyarakat Indonesia pasti mengenal makanan ini. Makanan ini memang dapat dengan mudah kita dapatkan di pasar dan juga tempat-tempat makan. Harganya pun terjangkau sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Tahu bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan. Makanan ini juga cocok dimasukkan ke dalam masakan lainnya. Selain lezat, makanan yang berasal dari kedelai ini juga mengandung banyak nutrisi. Beberapa nutrisi yang terkandung di dalamnya antara lain protein, zat besi, kalsium dan rendah sodium, kolesterol, dan kalori.
Lalu bagaimana proses pembuatan tahu ini? Berikut penjelasan mengenai bagaimana proses pembuatan tahu secara garis besar yang kami lansir dari berwirausaha.net.
Proses Pembuatan Tahu
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu antara lain adalah:
- Kacang kedelai
- 1 gram batu tahu (kalsium sulfat atau CaSO4) atau 3 ml asam cuka atau air perasaan lemon
- Air secukupnya
Alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pembuatan tahu adalah:
- Bak atau tong besar atau baskom, pisau, kain tipis, saringan, dan loyang untuk mencetak tahu.
- Tampah (nyiru)
- Tungku atau kompor
- Alat penghancur atau mesin giling atau blender
- Kain pengaduk
- Cetakan tahu
- Keranjang
- Wajan
- Kain sebagai saring juga menggunakan kain bekas karung tepung
Langkah Membuat Tahu
Setelah bahan-bahan dan peralatan untuk proses pembuatan tahu sudah siap, kini kita masuk ke proses pembuatan tahu. Secara garis besar langkah-langkah dalam proses pembuatan tahu yaitu:
- Lakukan proses pemilihan bahan baku tahu, usahakan yang memiliki kualitas bagus. Proses penyortiran biasanya dilakukan menggunakan tampi/tampah.
- Kedelai selanjutnya dicuci, kemudian direndam dalam air hangat kurang lebih selama 6 sampai 12 jam. Hal ini dilakukan sampai tekstur kedelai mudah diolah. Usahakan seluruh kedelai tenggelam. Dalam proses perendaman ini kedelai akan mengembang.
- Selesai direndam, kacang kedelai dibersihkan dengan cara dicuci berkali-kali. Usahakan kedelai ini sebersih mungkin untuk menghindari kedelai cepat masam.
- Untuk selanjutnya kedelai dihancurkan sampai halus, biasanya menggunakan gilingan atau kalau yang dibuat sedikit bisa juga menggunakan blender. Tambahkan air sedikit-demi sedikit sehingga kedelainya berbentuk bubur.
- Sari kedelai disaring sedikit demi sedikit sampai ampas kedelai tidak tersisa lagi. Proses ini biasanya dilakukan berkali-kali agar air kedelai dapat dibuat menjadi tahu yang halus.
- Bubur kedelai dimasak pada suhu 70-80 derajat (biasanya ditandai dengan gelembung kecil yang muncul pada kedelai yang dimasak). Ingat untuk menjaga agar kedelai jangan sampai mengental.
- Kemudian, tunggu sampai uap panasnya menghilang. Saring bubur kedelai tersebut, sambil diaduk secara perlahan. Tambahkan bahan pembuat tahu (batu tahu atau asam cukup) dan aduk rata. Proses ini akan menghasilkan endapan tahu (gumpalan). Endapan siap untuk dipress.
- Selanjutnya adonan tahu dalam cetakan dikempa/dipress agar air yang terkandung di dalam adonan tahu tersebut dapat terperas habis tak tersisa untuk menekan ampas supaya kandungan airnya benar-benar habis.
- Setelah itu adonan tahu tersebut sudah dapat dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan
- Dan tahupun sudah jadi dan siap untuk dipasarkan.
Manfaat Tahu bagi Kesehatan
Penyakit kardiovaskular
Dilansir dari laman Medical News Today, isoflavin kedelai telah terbukti membantu mengurangi kadar kolesterol jahat LDL, meskipun terlihat tidak meningkatkan HDL atau kadar kolesterol baik.
Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi kedelai setiap hari dapat menurunkan penanda risiko penyakit kardiovaskular, termasuk berat badan, indeks massa tubuh (BMI), dan kolesterol total. FDA telah menetapkan 25 g protein kedelai sehari sebagai asupan minimum yang diperlukan untuk memengaruhi kadar kolesterol.
Mengonsumsi tahu sebagai alternatif protein hewani dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL. Hal ini dapat menurunkan risiko aterosklerosis dan tekanan darah tinggi.
Diabetes tipe 2
Orang dengan diabetes tipe 2 sering mengalami penyakit ginjal, sehingga menyebabkan tubuh mengeluarkan protein dalam jumlah yang banyak melalui urine.
Bukti dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang hanya mengonsumsi protein kedelai dalam makanannya mengeluarkan lebih sedikit protein daripada mereka yang hanya mengonsumsi protein hewani.
Para peneliti mengusulkan bahwa ini bisa bermanfaat bagi pasien diabetes tipe 2.
Fungsi ginjal
Protein, dan terutama protein kedelai, dapat meningkatkan fungsi ginjal, dan dapat bermanfaat bagi orang yang menjalani dialisis atau transplantasi ginjal. Satu analisis meta dari sembilan percobaan menunjukkan efek positif kedelai pada beberapa penanda biologis penderita penyakit ginjal kronis.
Ini mungkin karena kandungan proteinnya, tetapi juga karena pengaruhnya terhadap kadar lipid dalam darah.
Osteoporosis
Isoflavon kedelai dapat membantu mengurangi keropos tulang dan meningkatkan kepadatan mineral tulang, terutama setelah menopause. Selain itu, ini juga dapat mengurangi beberapa gejala menopause lainnya.
Komentar
Posting Komentar